icon fd photo ICON FD.gif

Sabtu, 09 April 2016

Bijaksana Pada Sank Tulang Rusuk

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ(“Assalamu ‘alaikum”)
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Alloh memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak..” (QS. An-Nisa : 1)

Sebagian besar mufassirin (ahli tafsir) menjelaskan yang dimaksud “dari padanya” itu adalah bagian tubuh (tulang rusuk) Adam sebagaimana hadist yang diriwayatkan Bukhari Muslim yang akan penulis sampaikan nanti. Dari ayat tersebut, Iman kita diajarkan untuk mengetahui bahwa, wanita tercipta dari tulang rusuk laki-laki.

Selanjutnya, ternyata bukan hanya secara biologis seorang wanita membawa unsur tulang rusuk laki-laki. Melainkan kejiwaannya juga mensifati tulang rusuk. Bengkok dan rapuh. Sebagaimana sabda Rosulullah : Berwasiatlah kalian mengenai kaum wanita. Sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulang rusuk. Sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Jika kau meluruskannya, maka kau mematahkannya. Jika kau membiarkannya, maka ia akan tetap bengkok. Maka berwasiatlah kalian mengenai wanita (HR Bukhari)

Begitulah, dalam fitrahnya wanita membawa sisi-sisi perbedaan dengan kaum laki-laki. Terkadang, perbedaan itu terwujud berupa kelemahan atau kebengkokan.

Suatu ketika Rasulullah harus sedikit menegur Aisyah ketika sang Humaira cemburu berat.

Aisyah berkata “Rasulullah jika mengingat Khadijah, tak bosan-bosannya memuji dan beristighfar untuknya. Hingga pada suatu hari beliau menyebut-nyebutnya yang membuatku terbawa oleh rasa cemburu. Aku berkata, ‘Alloh telah menggantikan yang lanjut usia itu bagimu.’ Aku saksikan beliau sangat marah seraya berkata, “Apa yang kau katakan? Demi Allah, ia beriman ketika orang-orang mendustakan aku. Ia melindungi ketika orang-orang menolakku. Darinya aku dikaruniai anak-anak dan tidak aku dapatkan dari kalian.” Aku sangat menyesal sambil berdoa dalam hati: Ya Allah, jika Engkau hilangkan kemarahan Rasul-Mu terhadapku, aku tak akan lagi menyebutkan kejelekannya,”

Perilaku itu bukanlah aib bagi Aisyah. Sikap itu bukanlah lahir dari tempaan hidup yang salah. Atau bukan karena pergaulan dan didikan orangtua yang keliru. Itulah kejiwaannya sebagai wanita, yang pastinya itu juga ada pada semua wanita. Kebengkokan itu sesekali muncul ke permukaan. Aisyah adalah seorang wanita ahli Syurga, tapi di dunia, ia tetap hidup sebagaimana fitrah wanita pada umumnya.

Sifat bengkok itu sudah ada sejak Allah meniupkan ruh ke dalam rahim ibu seorang wanita. Maka dari itu, kebengkokan seorang wanita bukanlah untuk dibenci. Kebengkokan mereka bukanlah aib. Apalagi tanpa ampun dijadikan pembenar untuk menyakiti. Karena kebengkokan itu bukanlah berkaitan dengan rendahnya derajat dirinya di hadapan Allah. Di hadapan Allah kemuliaan seorang wanita dan laki-laki tetap secara adil dilihat dari amal sholihnya. Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal sholih, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun. (QS. An-Nisa : 124)

Kebengkokan itu, menurut Dr. Akram Ridha, juga bersifat emosional dan bukan karakter yang melekat terus menerus. Seorang wanita kadang dikuasai oleh emosinya hingga tak mampu bersikap bijaksana saat mengambil keputusan, atau kadang ia berbuat atau berkata tidak pantas pada suaminya. Maka sebaiknya suami harus bersabar dan melihat kebengkokan istri tersebut sebagai kondisi diluar kendali dirinya. Ia tak bermaksud menyempitkan dan menyakiti suaminya.

Bila Rasul mengabarkannya untuk kita tentang kelemahan perempuan, bukan maksud merendahkan kedudukan mereka. Melainkan untuk diketahui, dimaklumi dan selanjutnya dipergauli dengan ma’ruf dan penuh kasih sayang.

0 komentar for "Bijaksana Pada Sank Tulang Rusuk"

Posting Komentar

background